ALKOHOL ETER DAN SENYAWANYA
Alkohol dan eter disebut pasangan isomer fungsi , karena kedua senyawa
tersebut memiliki rumus molekul sama tetapi gugus fungsinya berbeda .
Karena gugus fungsi alkohol dan eter berbeda maka sifat-sifat alkohol
dan eter berbeda sekali . Perbedaan alcohol dengan eter sebagai berikut :
No Alkohol Eter
1. Zat cair jernih ,mudah larut dalam air . Zat cair jernih , sukar larut dalam air .
2. Titik didih alcohol lebih tinggi ( bila Mr senyawanya sama ) Titik didih eter lebih rendah
( bila Mr senyawanya sama )
3. Akohol bereaksi dengan logam aktif ( Na atau K ) membebaskan gas H2 Eter tidak bereaksi dengan logam aktif ( Na atau K )
4. Akohol bereaksi dengan PCl5 membebaskan uap HCl Eter bereaksi dengan PCl5 tetapi tidak membebaskan uap HCl
Untuk lebih jelasnya pemahaman kita tentang alkohol dan eter marilah kita pelajari kedua senyawa tersebut .
No Alkohol Eter
1. Zat cair jernih ,mudah larut dalam air . Zat cair jernih , sukar larut dalam air .
2. Titik didih alcohol lebih tinggi ( bila Mr senyawanya sama ) Titik didih eter lebih rendah
( bila Mr senyawanya sama )
3. Akohol bereaksi dengan logam aktif ( Na atau K ) membebaskan gas H2 Eter tidak bereaksi dengan logam aktif ( Na atau K )
4. Akohol bereaksi dengan PCl5 membebaskan uap HCl Eter bereaksi dengan PCl5 tetapi tidak membebaskan uap HCl
Untuk lebih jelasnya pemahaman kita tentang alkohol dan eter marilah kita pelajari kedua senyawa tersebut .
1. ALKOHOL
Senyawa alkanol atau alkohol memiliki;
gugus fungsi ; :
C OH
rumus umum struktur ;CnH2n+1
OH atau R-OH
rumus umum molekul ;CnH2n+2
O
Berdasarkan
jumlah gugus hidroksinya, alkohol
dibagi menjadi polialkohol dan mono alkohol.
A.Monoalkohol
Monoalkohol
adalah alkohol yang memiliki satu gugus -OH. Rumus umum monoalkohol sama dengan
rumus alkana, tetapi satu atom H diganti oleh gugus hidroksi (-OH). Alkohol
memiliki gugus -OH, rumus struktur dapat juga ditulis R-OH (R menyatakan
gugus alkil). Alkohol merupakan turunanalkana sehingga disebut juga alkanol.
Oleh karena, itu penamaannya disesuaikan
dengan alkananya, tetapi huruf akhir a pada alkana diganti dengan
ol.
Contoh :
Metanol ( CH3─ OH )
Etanol ( C2H5─ OH )
Propanol (C3H7─ OH )
Etanol ( C2H5─ OH )
Propanol (C3H7─ OH )
Jenis-jenis alkohol
berdasarkan jenis atom C yang mengikat
gugus -OH, alkohol dibedakan atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol
tersiaer.
a)
Alkohol primer
yaitu jika gugus -OH terikat pada atom C
primer ( atom C yang mengikat atom C lainnya)
ex;
CH3-CH2-CH2-OH
1-Propanol
ciri khas alkohol primer, yaitu atom C
yang mengikat gugus -OH berikatan dengan dua atom H.
b) Alkohol Sekunder
jika gugus -OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang
mengikat dua atom C lainnya).
Ex; CH3-CH-CH2-CH2-CH3
OH
2-pentanol
Ciri khas alkohol sekunder ialah atom C
yang mengikat gugus -OH berikatan dengan satu atom H.
b)
Alkohol tersier
jika gugus -OH terikat pada atom C
tersier (atom C yang mengikat tiga atom C lainnya).
Ex: CH3
CH3-C-CH2-CH2-CH3
OH
2 metil-2pentanol
Ciri khas alkohol tersier ialah atom C
yang berikatan dengan gugus -OH tidak
mengikat atom H.
Sifat Alkohol
sifat
alkohol di kelompokkan menjadi 2, yaitu; sifat fisikanya dan sifat kimianya
a) Sifat fisik
alkohol
rantai pendek bersifat polar sehingga
dengan baik larut dalam air serta
memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan alkena. Dalam hal
kepolaran dan titik didih, alkohol rantai pendek memilki kemiripan sifat dengan
air. Hal tersebut disebabkan karena air dan alkohol keduanya memilki gugus -OH.
Gugus -OH ini bersifat polar sehingga menyebabkan air dan alkohol bersifat
polar pula. Adapun titik didih yang tinggi disebabkan oleh adanya ikatan
hidrogen antara molekul air, antar molekul alkohol atau antar molekul air dan
alkohol. Ikatan hidrogen ini juga menyebabkan alkohol larut dalam air.
b)Sifat kimia
Alkohol
bersifat mudah terbakar selain itu gugus OH merupakan gugus yang cukup reaktif
sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi. Adapun
reaksi-reaksi yang umum terjadi pada alkohol adalah sebagai berikut :
*reaksi oksidasi
reaksi oksidasi pada alkohol juga dapat
berlangsung melalui reaksi antara alkohol dan oksigen. Misalnya reaksi
pembakaran pada spirtus.
*reaksi dengan asam karboksilat
Ester dibuat melalui reaksi antara
alkohol dan asam karboksilat yang disebut reaksi esterfikasi.
Tata Nama Alkohol
penamaan senyawa monoalkohol dapat
dilakukan dengan dua cara, yaituberdasarkan aturan IUPAC dan cara trivial.
Struktur Senyawa Nama IUPAC caranya : ( akhiran a pada nama alkananya diganti ol )
Nama TRIVIAL caranya : ( nama alkilnya + kata alkohol )
1. CH3─ OH
Metanol
Metil alkohol
2. CH3─ CH2─ OH
Etanol
Etil alkohol
3. CH3─ CH2 ─CH2─ OH
1- propanol
Propil alkohol
4. CH3─ CH ─CH3
│
OH
2-propanol
Sekunder propil alkohol
Metanol
Metil alkohol
2. CH3─ CH2─ OH
Etanol
Etil alkohol
3. CH3─ CH2 ─CH2─ OH
1- propanol
Propil alkohol
4. CH3─ CH ─CH3
│
OH
2-propanol
Sekunder propil alkohol
Tata nama alkohol
berdasarkan IUPAC
1) Terlebih dahulu
menentukan rantai karbon terpanjangyang mengandung gugus -OH. Selanjutnya,
rantai karbon terpanjang tersebut di beri nama rantai alkananya, tetapi akhir
huruf a digantikan dengan ol. Ex; butanol, pentanol, heksanol dan sebagainya.
2) Penomoran dimulai
dari atom C ujung yang terdekat dengan gugus -OH.
3) Senyawa alkohol yang
memilki gugus alkil dan rantai terpanjangnya ekuivalen darikedua ujungnya
terhaap gugus -OH, gugus alkil tersebut harus memperolehnomor yang lebih kecil.
Jika pada suatu rantai alkohol terdapat
lebih dari satu gugus alkil yang berbeda dan gugus -OH terikat pada ato C
dengan posisi yang ekuivalen dari kedua ujung rantai terpanjang, penomoran
dilakukan dengan menempatkan gugus alkil yang lebih besar pada atom C dengan
nomor yang lebih kecil.
4) Urutan penulisan cabang alkil
dilakukan sesuai dengan urutan abjad.
Tata nama monoalkohol berdasarkan cara
trivial
pada tata nama alkohol cara trivial ini,
rutan penulisan cabang alkil dilakukan sesuai dengan urutan panjang rantai
alkil (metil, etil, propil, dan seterusnya ).
Keisomeran Pada Alkohol
·Keisomeran
Struktur
senyawa-senyawa yang memiliki rumus
molekul dan gugus fungsi yang sama, tetapi posisi gugus fungsinya berbeda. Ex
i-propanol berisomer struktur dengan senyawa 2-propanol. Cara menentukan jumlah
isomer pada suatu senyawa alkohol pertama-tama tentukan rangka atom karbonnya,
kemudian aturlah posisi gugus fungsi -OH.
·Keisomeran
Optik
Yaitu tipe isomer suatu senyawa yang
memiliki rumus molekul, gugus fungsi, dan posisi gugus fungsi sama, tetapi
letak atom atom atau gugus fungsinya berbeda. Jika atom C yang berikatan dengan
gugus -OH pada senyawa alkohol mengikat tiga atom atau tiga gugus atom yang
berbeda,senyawa tersebut memiliki
keisomeran optik. Atom C yang mengikat empat atom atau gugus atom yang berbeda
disebut C Asimetris (C kiral).
Terdapat 2 jenis alkohol yang memiliki
isomer optik, yaitu;
a) alkohol sekunder yang memilki 2 alkil
yang berbeda yang terikat pada C – OH;
b)
alkohol tersier yang memiliki 3 alkil berbeda yang terikat pada C – OH,
Kegunaan dan Dampak Penggunaan
- metanol
*sebagai pengawet mayat atau spesimen
biologi.
*bahan baku untuk mensintesis senyawa
lain seperti metil butirat,
*dapat menghasilkan bahan bakar yang
memiliki nilai oktan yang tinggi,
*bersifat toksik (beracun)dalam jumlah
sidikit (15ml) dapat menyebabkan kebutaan dan dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan kematian
- etanol
*digunakan sebagai zat anti
septik,pembersih luka, serta pensteril alat-alat kedokteran dan industri.
*digunakan untuk pelarut dalam industri
parfurm,obat obatan, zat warna, dan kosmetik.
*dapat menghasilkan bahan bakar yang
disebut gosohol, digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah
lingkungan.
- Spirtus
*digunakan sebagai bahan bakar lampu
petromak dan bunsen. Dan lampu spirtus ini biasanya digunakan untuk proses
sterilisasi di labolatorium mikrobiologi.
B.
Polialkohol
Polialkohol
adalah alkohol yang memiliki gugus –OH lebih dari satu. Tata nama polialkohol
sama dengan tata nama monoalkohol,tetapi ditambah awalan untuk menyatakan untuk
menyatakan jumlah gugus –OH. Beberapa contoh polialkohol sebagai berikut.
Ex: HO-CH2-CH-CH2-OH
OH
1,2,3-propanatriol
senyawa polialkohol yang banyak di
gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah gliserol dan etilen glikol.
1. Glikol CH2─ OH Glikol merupakan cairan digunakan untuk
│ anti beku pada air radiator mobil .
CH2─ OH
2. Gliserol
CH2─ OH
│
CH─ OH
│
CH2─ OH
Gliserol banyak manfaatnya dalam hidup kita sehari-hari misalnya digunakan untuk bahan pembuatan pasta gigi sehingga berasa manis, untuk sintesis lemak atau minyak dan untuk bahan peledak ( TNG = Trinitrogliserol ) dan lain-lain .
│ anti beku pada air radiator mobil .
CH2─ OH
2. Gliserol
CH2─ OH
│
CH─ OH
│
CH2─ OH
Gliserol banyak manfaatnya dalam hidup kita sehari-hari misalnya digunakan untuk bahan pembuatan pasta gigi sehingga berasa manis, untuk sintesis lemak atau minyak dan untuk bahan peledak ( TNG = Trinitrogliserol ) dan lain-lain .
Berdasarkan letaknya gugus ─ OH alkohol monovalen dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. alkohol primer , yaitu alkohol dimana letaknya gugus ─ OH pada atom karbon primer .
Contoh : 1- propanol = CH3─ CH2─CH2─ OH
etanol = CH3─ CH2─ OH
b. alkohol sekunder , yaitu alkohol dimana letaknya gugus ─ OH pada atom karbon sekunder .
Contoh : 2- propanol = CH3─ CH─CH3
│
OH
2-butanol = CH3─ CH─CH2─CH3
│
OH
c. alkohol tersier , yaitu alkohol dimana letaknya gugus ─ OH pada atom karbon tersier .
Contoh :
CH3
│
a. 2-metil-2-butanol = CH3─ C ─CH2─CH3
│
OH
CH3
│
b. 2-metil-2-propanol = CH3─ C ─CH3
│
OH
a. alkohol primer , yaitu alkohol dimana letaknya gugus ─ OH pada atom karbon primer .
Contoh : 1- propanol = CH3─ CH2─CH2─ OH
etanol = CH3─ CH2─ OH
b. alkohol sekunder , yaitu alkohol dimana letaknya gugus ─ OH pada atom karbon sekunder .
Contoh : 2- propanol = CH3─ CH─CH3
│
OH
2-butanol = CH3─ CH─CH2─CH3
│
OH
c. alkohol tersier , yaitu alkohol dimana letaknya gugus ─ OH pada atom karbon tersier .
Contoh :
CH3
│
a. 2-metil-2-butanol = CH3─ C ─CH2─CH3
│
OH
CH3
│
b. 2-metil-2-propanol = CH3─ C ─CH3
│
OH
Kegunaan dan dampak penggunaan
- Gliserol
*sebagai bahan cairan pembersih telinga
dan pelarut obat obatan, ex sirup obat batuk.
*sebagai bahan kosmetik (pelembab kulit)
*sebagai bahan baku serat plastik
*sebagai bahan untuk membuat
peledak,yaitu nitrogliserin
- Glikol
*digunakan sebagai pelarut dan bahan
baku untuk membuat serat sintesis seperti dacron.
Reaksi Alkohol
Reaksi-reaksi pada alkohol dapat
digunakan sebagai pengenal alkohol.
a)
Reaksi Identifikasi Alkohol Menggunakan Logam Natrium
Reaksi ini digunakan untuk membedakan
alkohol dengan eter karena eter tidak dapat bereaksi denganlogam
natrium.alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan gas hidrogen sesuai
dengan persamaan reaksi berikut;
2R- OH +2Na => 2R – Ona + H2 (g)
2CH3- CH2-OH+2Na
=> 2CH3 – CH2 – Ona + H2 (g)
Etanol
Natrium Etoksida
Reaksi ini merupakan reaksi yang
digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter karena eter tidak dapat bereaksi
dengan logam natrium.
b) Reaksi Identifikasi Alkohol
Menggunakan Fosfor Trihalida
jika alkohol direaksikan dengan fosfor trihalida
akanmenghasilkan alkil halida.
3R -OH + PX3 => 3R – X + H3PO3
C) Reaksi Oksidasi (untuk membedakan
Jenis Alkohol)
oksidasi alkohol Primer menghasilkan senyawa aldehid. Jika
aldehid dioksidasi lebih lanjut akan menghasilkan asam karboksilat.
sedangkan oksidasi alkohol sekunder menghasilkan keton, melalui mekanisme
reaksi berikut.
Uji lucas
pereaksi lucas terdiri atas ZnCl2
dalam Hcl pekat.uji lucas ini berdasarkan reaksi antara alkohol dan Hcl dengan
katalis ZnCl2. Alkohol tersier bereaksi cepat dengan gejala reaksi berupa
terbentuknya kabut di permukaan larutan. Alkohol sekunder bereaksi dalam waktu
ssekitar 5 menit, sedangkan alkohol primer tidak menunjukkan terjadinya suatu
reaksi.
2.
ETER
Eter atau alkoksialkana merupakan
senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi
sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.
R – H R – OR'
alkana eter
· rumus umum struktur ; R – O -R'
· Rumus umum molekul ; CnH2n+2
Tata Nama Eter
Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu penamaan alkil eter (Cara Trivial) dan Menurut sistem IUPAC, gugus –OR
disebut gugus alkoksi sehingga penataan nama senyawa eter dimulai dengan
nama gugus alkoksi (alkoksialkana) diikuti oleh nama rantai utamanya.
1.
Penamaan Alkil Eter (Trivial)
Nama
kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan berdasarkan abjad), kemudian
di tambahkan eter. Jika kedua gugus alkil sama, diawalan di.
2. Penamaan
Alkoksialkana (IUPAC
penataan
nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama rantai
utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai induk.
Di bawah ini Penataan Nama Eter
Menurut Trivial dan IUPAC
Rumus Struktur Eter
|
Nama Trivial
|
Nama IUPAC
(alkoksialkana)
|
CH3 ⎯ O ⎯ CH3
|
Dimetil
eter
|
Metoksi
metana
|
CH3 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3
|
Etil metil
eter
|
Metoksi
etana
|
CH3 ⎯ CH2 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3
|
Dietil
eter
|
Etoksi
etena
|
Isopentil
etil eter
|
2-etoksi
pentana
|
|
Fenil
propil eter
|
Fenoksi
propana
|
Sifat-Sifat Eter
Sifat-sifat eter yaitu. Pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa
eter berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan
senyawa alkohol, titik didih dan titik leleh eter lebih keci. Ini terjadi
karena antar molekul eter tidak membentuk ikatan hidrogen. Eter juga cenderung
bersifat nono polar, sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil. Selain itu
eter bersifat mudah terbakar. Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang
reaktif kecuali dalam hal pembakaran.Eter jauh lebih mantap (lebih kurang
reaktif) dibandingkan alkohol. Eter tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat
ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter.
Keisomeran Pada Eter
Eter
memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
1) Isomer
Struktur
Isomer struktur ialah senyawa yang
memiliki rumus molekul sama, namun rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil
eter memiliki isomer struktur dengan metil propil eter dan metil isopropil
eter.
2)
Isomer Fungsional
Alkohol dan eter keduanya memiliki
rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya memiliki jenis gugus fungsional
yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum molekul sama namun gugus
fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer
fungsional dengan alkohol.
Pembuatan Eter
Umumnya eter dibuat dari dehidrasi
alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui pemanasan etanol dengan asam sulfat
pekat pada suhu sekitar 140°C hingga reaksi dehidrasi sempurna.
Pembuatan eter dari alkohol CH3CH2OH + HOCH2CH3⎯H2SO4→ CH3CH2–O–CH2CH3
+ H2O
Kegunaan Dan Dampak Eter
Senyawa dietil eter
biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat bius) yang
diberikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter dapat menyebabkan
iritasi saluran pernafasan dan merangsang sekresi lendir. Selain itu eter juga
digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non polar pula,
seperti lemak, lilin dan minyak. Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama
waktu pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah jarang dipakai di
negara-negara maju.
Permasalahannya: jelaskan apa saja reaksi-reaksi yang spesifik dari alkohol dan eter serta kegunaan dalam kehidupan sehari-hari?